Wednesday, 23 March 2016

Sirkuit Elektronika




Sirkuit elektronik adalah rangkaian listrik atau sirkuit listrik yang memakai komponen elektronika aktif seperti transistor dan sirkuit terpadu (IC chip). Rangkaian atau sirkuit elektronik bisa bersifat sangat kompleks, walaupun sirkuit ini memakai prinsip dasar yang sama seperti pada sirkuit listrik biasa. Sirkuit elektronik biasanya dikategorikan menjadi tiga bagian: rangkaian analog, rangkaian digital, dan rangkaian kombinasi di antaranya. 
Rangkaian elektronik analog berkaitan dengan sinyal yang berubah secara kontinyu (halus atau sedikit demi sedikit) sesuai dengan informasi yang dikandungnya. Beberapa peralatan elektronik seperti penguat (amplifier), tuner, radio, dan televisi menggunakan sinyal analog terutama di bagian depan dan bagian akhirnya. Komponen utama dalam rangkaian elektronik analog adalah komponen pasif (seperti resistor, kapasitor, induktor, dan transformator), dan komponen aktif (seperti transistor, dioda, FET, CMOS, dll).
Pada rangkaian elektronik digital, sinyal listrik yang dipakai berubah secara diskrit (tinggi atau rendah) sesuai dengan nilai logika (1 atau 0) dari informasi yang akan diproses. Komponen elektronika yang menggunakan sinyal digital ini di antaranya adalah gerbang logika, jam digital, kalkulator, PDA (Personal Data Assistant atau komputer saku), mikroprosesor, dan komputer.
Rangkaian elektronik kombinasi mengandung kedua macam sinyal analog dan sinyal digital. Beberapa contoh rangkaian yang menggunakan kedua macam sinyal ini adalah pembanding (comparators), penghitung (pencacah atau timers), PLL, ADC (Analaog-to-Digital Converter), dan DAC (Digital-to-Analog Converter).
Elektronika Analog & Elektronika Digital
Analog diantara Digital
Pada tahun 1980,
ketika Digital Signal Processing sedang berkembang dengan pesat, banyak ahli meramalkan akan kematian dunia analog.
tapi dewasa ini permintaan akan analog designer begitu pesat, mengapa bisa begitu?
ans: karena sudah terbukti bahwa rangkaian analog adalah kebutuhan dasar yang tak tergantikan di banyak sistem yang kompleks, dan menuntut kinerja yang tinggi.
coba kita lihat sedikit aplikasi dimana analog sulit atau bahkan mustahil untuk digantikan.
1.      Processing of Natural Signal
secara alamiah, sinyal yang dihasilkan alam itu adalah berbentuk analog.
misalnya sinyal suara dari mikrofon, seismograph dsb
walaupun kemudian bisa diproses dalam domain digital,
sehingga banyak alat yang mempunyai bagian ADC dan DAC.
nah pembuatan ADC dan DAC dengan presisi dan kecepatan tinggi, konsumsi daya rendah itu sangat sulit, ini memerlukan orang-orang analog.
2. Komunikasi Digital
Untuk mengirim sinyal melalui kabel yang panjang biasanya juga harus diubah dulu menjadi sinyal analog, memerlukan juga perancangan ADC dan DAC.
3. Disk Drive Electronics
Data storage itu binari (Digital)
dibaca oleh “magnetic head” secara ANALOG (Voltase Kecil (beberapa mili Volt), derau tinggi)
disini sinyal perlu di “amplified, filtered, and digitized”
4. Penerima nirkabel (Wireless Receiver)
Signal yang diambil/diterima oleh antenna penerima RF adalah ANALOG (few milli volt, high noise)
5. Penerima Optis (Optical Receiver)
mengirim data kecepatan tinggi melalui jalur fiber optic yang panjang
data harus diubah menjadi bentuk cahaya (light), ini adalah ANALOG, sehingga memerlukan orang analog untuk merancang rangkaian kecepatan tinggi, dan pita lebar (broad band)
(saat ini kecepatan receiver 10-40Gb/s)
6. Sensor
Video Camera, bekerja dengan merubah citra/image menjadi arus mengunakan larik fotodioda
sistem ultrasonik, menggunakan sensor akustik untuk menghasilkan tegangan yang proporsional dengan amplitudo
accelerometer, mengaktifkan kantong udara ketika kendaraan menabrak sesuatu, perubahan kecepatan diukur sebagai akselerasi , ini adalah kerja analog
7. Microprocessor & Memory
walaupun sesungguhnya DIGITAL, tapi pada kecepatan tinggi (high speed digital design), perilakunya mirip analog dipandang sebagai sinyal analog sehigga memerlukan pemahaman akan sinyal analog.
          kenapa analog lebih sulit dari digital?
    1. digital, permasalahannya ada pada speed, power dissipation
analog, permasalahan lebih banyak, yaitu pada speed, power dissipation, gain, precission, supply voltage dsb
    2. Analog lebih sensitif terhadap derau/noise, crosstalk dan interferensi (kecepatan & presisi)
    3. jarang yang bisa diotomatisasi dalam perancangan seperti digital yang bisa di Lay out dan sintesis secara otomatis.
    4. Modelling & Simulation untuk analog memerlukan pengalaman karena banyak efek dan perilaku yang “aneh”
    5. Teknologi sekarang banyak digunakan dan dirancang untuk memproduksi produk digital



0 komentar:

Post a Comment